Selamat Datang di Blog Mahasiswa PSPA Angkatan XIV USU

Jumat, 01 Februari 2013

Delapan (8) Bintang Farmasi (The Eight Star Pharmacists)

by: apotecreative14-usu

Apoteker atau Farmasis bisa dikatakan manusia yang super kompleks dalam mempelajari berbagai disiplin ilmu. Mengapa demikian?

Berikut penjelasannya. Awalnya dari OBAT.
Jika mengkaji obat, membutuhkan proses yang sangat panjang hingga menjadi sebuah sediaan obat yang bisa digunakan oleh pasien yang sakit.

Mari kita lihat dari awal.
Obat bisa diperoleh dari tumbuhan, hewan, maupun dari sintesa murni dari bahan kimia. Untuk penemuan awal ini saja sudah membutuhkan paling tidak tiga disiplin ilmu dasar.

Setelah bahan berkhasiat ditemukan, tidak mungkin bahan obat tersebut langsung diberikan pada pasien. Misal diazepam 2 mg, diberikan tanpa diformulasi terlebih dahulu?? Bayangkan saja sedikitnya 2 mg itu. Jadi, tahap selanjutnya yaitu harus dilakukan formulasi yang sesuai dengan sifat fisika kimia bahan obat tersebut agar stabil dalam penyimpanannya. Selain, pertimbangan sifat fisikakimia, keberterimaan pada manusia formulasi yang dibuat juga harus dipertimbangkan. Misal, formulasi sirup dengan gula yang tinggi seharusnya tidak boleh diperuntukkan untuk bayi-bayi neoatus. Jadi apoteker itu harus bisa menguasai ilmu kimiafisika, fisiologi, dan psikologi.

Sediaan sudah jadi berarti hadirlah sebuah produk yang harus dipasarkan. Produk obat bukan sembarang produk, kesalahan dalam penyimpanan saja sediaan obat bisa jadi tidak berkhasiat. Sistem pemasarannya juga tidak bisa sama dengan produk lainnya, apalagi misal dibuat MLM, wah, bisa jadi obat ini akan jatuh kepada tangan orang-orang yang salah (bukan berkualifikasi, berkompetensi, dan bersertifikasi) dalam bidang hal kelola obat ini. Jadi, apoteker tersebut harus mampu menguasai ilmu pemasaran dan strategi bisnis, agar produk yang dibuat tepat sasaran dan bermanfaat.

Terakhir adalah penyerahan obat pada pasien. Disini apoteker akan berperan sebagai tenaga kesehatan. Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya, serta berhadapan langsung dengan pasien. Disini apoteker harus mampu berkomunikasi dengan baik, serta mampu bekerja dalam tim.

Begitulah kira-kira gambaran umum pekerjaan-pekerjaan seorang apoteker. Dan, ini tidak bersifat statis, namun dinamis seiring dengan berkembangnya kemajuan teknologi.

Merujuk pada WHO, dalam praktik profesi, seorang apoteker tersebut ada nilai-nilai minimal yang harus dimiliki seorang apoteker yang disebut dengan Delapan (8) Bintang Farmasi, yaitu:
  1. Seorang Pemberi Asuhan (a caregiver)
    Apoteker merupakan orang yang dipercaya ahli dalam masalah obat harus memberikan pelayanan yang berkualitas tinggi dengan cara memberikan informasi, edukasi, dan suatu anjuran pada individual maupun populasi mengenai obat serta penggunannya.
  2. Seorang Komunikator (a communicator)
    Setiap apoteker harus mampu menggunakan media dan teknologi informasi agar dapat berkomunikasi secara tertulis, serta verbal maupun nonverbal pada pasien maupun tenaga kesehatan lainnya.
  3. Seorang Pembuat Keputusan (a decision maker)
    Seorang apoteker harus mampu memanfaatkan prinsip ilmiah, berfikir analisis, jelas, kritis dalam memecahkan sebuah masalah dan mengambil keputusan dalam praktik sehari-hari maupun yang terkait dengan riset.
  4. Seorang Pemimpin (a leader)
    seorang farmasis harus punya jiwa kepemimpinan yang kuat, baik memimpin diri sendiri, atau orang lain dan tanggung jawab dalam semua hal yang menyangkut kesejahteraan pasien dan masyarakat. 
  5. Seorang Pembelajar Sepanjang Hidup (a life-long learner)
    Setiap apoteker harus memiliki konsep dan prinsip serta komintmen untuk belajar sepanjang hayat. Seorang farmasis harus belajar bagaimana menjaga ilmu pengetahuan dan keterampilan mereka tetap up to date untuk meingkatkan profesionalitas praktik dalam masyarakat.
  6. Seorang Pengelola Usaha (a manager-entrepreneur)
    Seorang apoteker harus efektif dan kreatif dalam mengelola sumber daya dan informasi untuk mengoptimalkan asuhan pada pasien. Apaoteker juga harus dapat mendelegasikan tugas-tugas kepada orang lain.
  7. Seorang Guru (a teacher)
    Setiap lulusan apoteker bertanggungjawab membantu pendidikan dan training generasi selanjutnya, sehingga apoteker muda memperoleh pengetahuan baru sehingga ada peningkatan keahlian.
  8. Seorang yang Berperan dalam Tim (a team-player)
    Seorang apoteker harus memiliki rasa kesatuan dengan kolega. Memiliki identitas profesional dan bekerja dengan konsisten pada prinsip nilai etika yang tinggi.
Demikianlah paling tidak harus dimiliki oleh seorang apoteker, agar dapat berpraktik di Industri maupun di Masyarakat. Masih banyak nilai-nilai lain yang harus dimiliki oleh seorang apoteker.


Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar