Selamat Datang di Blog Mahasiswa PSPA Angkatan XIV USU

Kamis, 07 Februari 2013

Seminar dan Workshop CSSD

Perhimpunan Sterilisasi Sentral Indonesia (PERSISI)  merupakan organisasi yang menghimpun para pelaku sterilisasi di rumah sakit dalam kawasan Negara Kesatuan Republik Indonesia. PERSISI lahir 8 Oktober 2010, melalui sebuah Kongres Organisasi di Yogyakarta.

Dikutip dari website PERSISI, presiden PERSISI (Ali Syamlan, Drs. Apt.,MARS) menuliskan "Sterilisasi sentral merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan rumah sakit. Sterilisasi sentral merupakan jantung pelayanan rumah sakit. keberadaan sterilisas sentral sangat penting, pembedahan tidak dapat dilakukan tanpa kegiatan sterilisasi, juga pelayanan di rawat inap, rawat darurat dan rawat jalan. Sterilisasi sentral memberikan pelayanan barang steril di rumah sakit selama 24 jam".

Untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia yang berperan dalam sterilisasi sentral di rumah sakit PERSISI akan mengadakan kongres ilmiah berupa acara Seminar dan Workshop.

Selasa, 05 Februari 2013

Bahan Renungan Sebelum Memulai Kuliah ME (Prevensi Kesalahan Pengobatan Kemoterapi Kanker)


Compherensive Pharmacy Review

E-book berikut berisi tinjauan materi-materi yang pernah diajarkan saat perkuliahan secara ringkas dan disertai dengan contoh-contoh soal beserta jawabannya. Buku ini bisalah daijadikan sebagai bahan pembelajaran untuk persiapan ujian komprehensif bagi calon-calon apoteker.
Materi-materi yang dibahas dalam buku ini meliputi:

Termakan Harapan Palsu


By: Lora Etta Brety Sebayang, S.Farm.

Berjaga di area rindu,
Menemui sang pujaan hati
Ku sambut dengan senang hati
Lalu ku mulai senyum
Senyum gembira
Merasa puas kau kudapati
Utuh tanpa cacat yang bermakna
Aku memeluknya,
Aku menggenggamnya,
Nyata .

Waktu berlalu, entah kenapa,
Kau Menyusut,
Menyusut bagai tubuhnya manusia beranjak tua,
Aku tak menerima respon mu kembali,
Tak ada senyum yang ku dapati,
Bahkan bekas mu pun tak ada.

Minggu, 03 Februari 2013

Ravicti (Gliserol Fenilbutirat) Sebagai Obat Gangguan Siklus Urea (GSU)

Gangguan Siklus Urea (GSU) merupakan gangguan genetik yang melibatkan kekurangan enzim tertentu yang terlibat dalam siklus urea, serangkaian langkah biokimia yang biasanya diperlukan untuk membuang amonia dari darah. Ketika protein diserap dan dipecah oleh tubuh, menghasilkan nitrogen sebagai produk sisa. Siklus urea menghilangkan nitrogen dari darah dan mengkonversinya menjadi urea, yang dikeluarkan dari tubuh melalui urin. Pada orang yang mengalami GSU, nitrogen terakumulasi dan tetap dalam tubuh sebagai amonia, yang dapat melakukan perjalanan ke otak dan menyebabkan kerusakan otak, koma atau kematian. Manifestasi terjadinya GSU yaitu terjadinya terjadinya hiperuromia dan gangguan neurologis [1].

Ravicti merupakan obat yang baru disetujui oleh FDA pertama kali pada tanggal 1 Februari 2013. Ravicti mengandung bahan aktif gliserol fenilbutirat. Obat ini ditujukan untuk pengobatan gangguan siklus urea (GSU) kronis [1]. 

Ravicti, sebelumnya dikenal sebagai HPN-100, merupakan pra-pro-obat asam fenilasetat, gugus aktif Buphenyl (natrium phenylbutyrate, Ucyclyd Pharma). Ini membantu membuang amonia dari tubuh dan harus digunakan saat pembatasan diet protein atau tanpa suplemen diet (misalnya, asam amino esensial, arginin, citrulline, suplemen protein bebas  kalori) [2].

Sabtu, 02 Februari 2013

Merajut Mimpi Bersama Asa


By: Lora Etta Brety Sebayang, S.Farm

Berlari, lalu letih dalam usaha,
Namun, ku cium aroma semangat dari sekitarku,
Motorikku bekerja dengan sendirinya,
Aku rasa ini menular.

6 bulan sudah terlewati,
Melangkah lagi menuju prahara baru, bukan bahtra.

Itu beda.

Tapi tetap dalam nuansa cinta.
Cinta kepada profesi pastinya.

Jumat, 01 Februari 2013

Delapan (8) Bintang Farmasi (The Eight Star Pharmacists)

by: apotecreative14-usu

Apoteker atau Farmasis bisa dikatakan manusia yang super kompleks dalam mempelajari berbagai disiplin ilmu. Mengapa demikian?

Berikut penjelasannya. Awalnya dari OBAT.
Jika mengkaji obat, membutuhkan proses yang sangat panjang hingga menjadi sebuah sediaan obat yang bisa digunakan oleh pasien yang sakit.

Mari kita lihat dari awal.
Obat bisa diperoleh dari tumbuhan, hewan, maupun dari sintesa murni dari bahan kimia. Untuk penemuan awal ini saja sudah membutuhkan paling tidak tiga disiplin ilmu dasar.

Setelah bahan berkhasiat ditemukan, tidak mungkin bahan obat tersebut langsung diberikan pada pasien. Misal diazepam 2 mg, diberikan tanpa diformulasi terlebih dahulu?? Bayangkan saja sedikitnya 2 mg itu. Jadi, tahap selanjutnya yaitu harus dilakukan formulasi yang sesuai dengan sifat fisika kimia bahan obat tersebut agar stabil dalam penyimpanannya. Selain, pertimbangan sifat fisikakimia, keberterimaan pada manusia formulasi yang dibuat juga harus dipertimbangkan. Misal, formulasi sirup dengan gula yang tinggi seharusnya tidak boleh diperuntukkan untuk bayi-bayi neoatus. Jadi apoteker itu harus bisa menguasai ilmu kimiafisika, fisiologi, dan psikologi.